Selasa, 24 Maret 2015

Tree Hotel Sebagai Peluang Bisnis Pariwisata Baru


Sektor pariwisata di Indonesia menyumbang pendapatan negara yang cukup besar. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik pada 2012, sektor pariwisata sepanjang 2011 mengkontribusikan 8,554 miliar dolar AS bagi devisa Negara. Kehadiran kaum Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) ternyata juga menyumbang pendapatan yang cukup besar, di Amerika Serikat kaum LGBT sedikitnya menyumbang 65 juta dollar dari sektor pariwisata (World Tourism Organization Journal) . Dari besarnya pendapatan yang di dapatkan Amerika Serikat tidak menutup kemungkinan jika Indonesia mendapatkan pendapatan yang besar juga. Selain itu jumlah yang cukup besar berdasarkan data statistik pada tahun 2003 jumlah kaum gay tercatat mencapai 8-10 juta di Indonesia.
Perkembangan industri perhotelan saat ini tumbuh sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat di antara industri perhotelan.Terdapat hotel yang unik salah satunya adalah hotel diatas pohon. Meskipun tidak popular di Indonesia hotel dengan konsep di atas pohon ini bukan merupakan suatu hal yang baru. Rumah Pohon Mekarsari merupakan contoh dari hotel di atas pohon yang ada. Meskipun sudah ada hotel di atas pohon tapi jumlahnya masih sedikit di Indonesia. Selain itu hotel yang mengakomodasi kaum LGBT masih sangat kurang di Indonesia.


 Tree Hotel merupakan hotel yang menawarkan dua keunikan bagi para wisatawan. Hal pertama yang menjadi keunikan adalah hotel yang dibangun di atas pohon yang memiliki pemandangan alam yang indah. Kedua, hotel ini ditujukan untuk kaum LGBT yang dimana hotel ini mengakomodasi kebutuhan dari kaum tersebut. Hotel dengan konsep di atas pohon terbilang langka di Indonesia terlebih lagi dengan target pasar kaum LGBT yang membuat semakin unik.
Tree Hotel akan didirikan di tempat yang memiliki iklim sejuk. Kesejukkan ini bisa didapatkan salah satunya dengan didirikan di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Selain itu Tree Hotel akan didirikan pada tempat yang dekat dengan tempat wisata lain yang menyajikan keindahan alam.Meskipun Tree Hotel ini ditujukan bagi kaum LGBT tetapi tidak terlalu banyak perbedaan fasilitas dari hotel lainnya. Mungkin hanya dari bangunan akan di desain sesuai kegemaran dari kaum LGBT. Hotel ini akan ditujukan bagi pasangan LGBT sehingga didesain hanya untuk dua penghuni tiap kamarnya.


Hotel merupakan suatu kebutuhan primer bagi para turis karena ditempat tersebut turis menginap selama berlibur. Tree Hotel sebagai sebuah hotel hadir dengan konsep unik yang berada di atas pohon dan ditujukan kepada turis yang memiliki latar belakang LGBT menjadi sebagai pilihan baru untuk menginap selama berlibur. Dengan pemandangan indah diharapkan menjadi daya tarik bagi turis. Tree Hotel sebagai gagasan yang terbilang baru di Indonesia dapat memunculkan daya tarik wisatawan.


Daftar Pustaka
Sektor Pariwisata Sumbang Devisa Negara 8,5 Milliar  Dollar AS http://www.beritasatu.com/destinasi/90535-sektor-pariwisata-sumbang-devisa-negara-8-5-miliar-dolar-as.html
Global Repot From LGBT Tourism. Taleb Rifai.  World Tourism Organization. 2012
5 Hotel Paling Unik Di Indonesia. http://inspirasi-motivasi-hidup.blogspot.com/2014/02/inilah-5-hotel-paling-unik-di-indonesia.html 
Homoseksual : Sebuah Tinjauan Terhadap Penyakit Sosial thttps://azdidahlan.wordpress.com/2010/12/06/homoseksual-sebuah-tinjauan-terhadap-penyakit-sosial/ 

Social Seating Untuk Layanan Transportasi Indonesia



Oleh : Ewaldus Derian Bhawesya

Social Seating merupakan jaringan social yang membuat user boleh memilih teman duduk mereka sendiri berdasarkan preferensi dan profil jaringan social. Inovasi ini sudah digunakan oleh KLM Royal Dutch Airline’s dan Malaysia Airlines. Dengan Social Seating anda bisa memilih tempat duduk dengan memahami siapa saja yang berada disekitar tempat duduk anda berdasarkan profil Facebook sebagai salah satu media social yang mendukung inovasi ini. Di Indonesia sendiri, sebuah survey yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang. Untuk pengguna  Facebook sendiri, Indonesia memiliki user sebanyak 48 juta dan user usi 18-24 tahun sebanyak 21 juta.

            Akan tetapi dari jumlah pengguna internet dan media social yang begitu banyak, Indonesia sendiri belum menerapkan system Social Seating untuk layanan penerbangan, kereta atau kegiatan lainnya yang membutuhkan tempat duduk. Maka dari itu untuk lebih memahami perilaku konsumen yang berpergian jauh, peneliti sudah memiliki data tentang hal tersebut agar dapat digunakan sebagai referensi dan data tambahan bagi para pelaku bisnis dalam menerapkan Social Seating di bisnis travel mereka.

Berdasarkan data yang didapatkan sejumlah 14 responden memilih menggunakan pesawat untuk berpergian jauh disusul dengan kereta sejumlah 9 dan bus sebanyak 5 responden. Selain itu responden lebih sering untuk melakukan perjalanan jarak jauh seorang diri sebanyak 15 responden, disusul dengan keluarga sebesar 9 responden dan 6 responden untuk perjalanan bersama teman



Kebanyakan responden menghabiskan waktu berkomunikasi dengan penumpang lainnya sebanyak 30-60 menit dengan jumlah responden sebanyak 17 orang, sedangkan lainnya di bawah 30 menit dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Sisanya menghabiskan waktu lebih dari 1 jam. 

Selain itu responden memiliki kecenderungan merasa tidak nyaman dengan penumpang yang berada disekitarnya, sebanyak 22 responden merasa tidak nyaman. Alasan yang paling banyak dipilih karena tidak nyaman berkomunikasi adalah tidak adanya kesamaan.  Sebanyak 12 responden merasa tidak ada kesamaan dalam kegemaran yang akan dijadikan pembicaraan. Selain itu permasalahan pekerjaan juga menjadi alasan lainnya sebesar 8 responden. Selain itu untuk perbedaan umur dan jenis kelamin juga dipilih sebagai alasan dalam tidak nyaman untuk berkomunikasi dengan penumpang lainnya sebesar masing masing 5 responden.


Dari hasil penelitian di atas, perusahaan menyimpulkan dengan persentase berpergian seorang diri, ketidaknyamanan dengan penumpang lain saat perjalanan serta banyaknya user social media di Indonesia, Social Seating dapat diberlakukan di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh layanan transportasi di Indonesia untuk menerapkan Social Seating yang sebelumnya sudah dilakukan oleh KLM Royal Dutch Airline's dan juga Malaysia Airlines.



Daftar Pustaka :
Social seating: First airlines, then everything else http://travel.cnn.com/explorations/life/social-seating-airlines-163146

Pengguna Internet Indonesia Bisa Tembus 82 Juta http://www.apjii.or.id/v2/read/article/apjii-at-media/139/2013-pengguna-internet-indonesia-bisa-tembus-82-ju.html

Statistik Pengguna Facebook di Indonesia http://www.charliesianipar.com/statistik-pengguna-facebook-di-indonesia/





Selasa, 17 Maret 2015

Kompas Sebagai Koran Kalangan Menengah Ke Atas


Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, kehadiran surat kabar atau yang biasa disebut koran tetap tidak tergantikan. Koran masih diminati karena berbagai macam alasan salah satunya adalah terdapat rubrik lowongan pekerjaan dan iklan. Tidak seperti koran elektronik yang tidak menyediakan konten tersebut. Seorang pembaca biasanya hanya membaca satu atau beberapa koran dan biasanya pemilihan koran tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Untuk itu, dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan di sebuah toko koran dan majalah di daerah Pringwulung, Yogyakarta sebanyak 30, kami mendapatkan data mengenai perilaku konsumen dalam memilih koran hubungannya dengan kelas sosial.



Dari Diagram tersebut dapat dilihat pegawai swasta lebih banyak membaca Kedaulatan Rakyat. Buruh atau petani lebih banyak membaca koran Merapi, sedangkan pensiunan lebih banyak membaca kompas.


Faktor harga sebagai salah satu alasan utama buruh atau petani dan juga pegawai swasta dalam membeli suatu koran. Berbeda dengan kalangan pensiunan, wiraswasta dan ibu rumah tangga yang mementingkan kualitas isi dari sebuah koran.


Koran Kompas paling sering dibeli oleh kalangan yang berpendapatan Rp 2.000.000,’ ke atas, sedangkan pada pendapatan Rp 1.000.000,’ - Rp 2.000.000,’ membeli Kedaulatan Rakyat dan Merapi.


Penduduk dengan pendapatan Rp 1.000.000,’ sampai Rp 2.000.000,’ mementingkan faktor harga dalam memilih koran, sedangkan untuk pendapatan diatas Rp 2.000.000,’ mementingkan kualitas isi dari sebuah koran untuk dibeli.


Kompas menjadi koran peringkat pertama yang dibeli oleh kalangan menengah ke atas ( > Rp 2.000.000,') dengan alasan kualitas isi. Sedangkan Kedaulatan Rakyat berada di peringkat berikutnya yang dibeli oleh kalangan menengah kebawah ( < Rp 2.000.000,') dengan motivasi harga dan cakupan berita.

Selasa, 03 Maret 2015

Pengunjung Fla_Fla Milkshakes Berbicara Tentang Rasa



Oleh Yosua Gilang Damarjati
NPM:131005096

Fla_Fla Milkshakes adalah sebuah kedai susu di Jogja yang menjadi tempat berinteraksi banyak orang di Jogja. Kedai susu ini bertempat di Jl. Kaliurang Km 8. Semenjak berdirinya Fla_Fla Milkshakes pada tahun 2012 banyak pengunjung yang datang dari berbagai golongan. Pada kesempatan kali ini peneliti tertarik untuk mengetahui menu apa yang banyak dipesan selama tiga hari, yakni pada tanggal 01-03-2015 hingga 03-03-2015. Berdasakan hasil analisis,

Dari hasil analisis di atas, dalam waktu tiga hari terdapat daftar menu yang paling banyak di pesan oleh pengunjung. Menu yang paling banyak dipesan adalah Green Tea dan Taro,. Green Tea adalah perpaduan antara teh hijau dan susu yang dicampur oleh resep gula Fla_Fla Milkshakes dan Taro merupakan perpaduan antara rasa talas dengan susu yang dicampur oleh resep gula Fla_Fla Milkshakes. Peneliti juga menganalisis faktor apa yang mempengaruhi pelanggan untuk memilih menu tersebut.

Berdasarkan hasil analisis di atas, faktor dominan yang mempengaruhi pelanggan memesan menu tersebut adalah rasa dan yang paling sedikit mempengaruhi pelanggan dalam memlih menu adalah saran teman atau penjual.
           
Dari semua analisis di atas dapat disimpulkan bahwa rasa sangat dominan untuk mempengaruhi pelanggan Fla_Fla Milkshaks dalam memilih menu yang akan dipesan.
Teman Berpengaruh Dalam Pemilihan Media Sosial


   Dalam era informasi dan teknologi yang semakin berkembang, internet, terutama penggunaan social media seakan-akan menjadi sebuah kebutuhan bagi anak muda. Banyak bermunculan media social baru yang ramai digunakan. Seperti Facebook yang kehadirannya tersaingi oleh Twitter, untuk media social yang menonjolkan gambar, Instagram bersaing dengan Snapchat.
     Dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan di mahasiswa FISIP UAJY sebanyak 30, peneliti mendapatkan data berkatian dengan pemilihan media sosial











Dari hasil diagram di atas, lebih banyak pengguna Twitter dibandingkan Facebook untuk tahun 2015 ini, padahal untuk tahun sebelumnya Indonesia menempati peringkat 4 besar pengguna Facebook terbanyak sebanyak 50.876.120 pengakses ( fanpage-id.com) . Selain itu ada Instagram, Path, Ask.fm sebagai media social yang cukup popular tetapi penggunaannya tidak sebesar Facebook maupun Twitter.


Dalam pemilihan dan penggunaan media social tampaknya kehadiran teman atau user yang menggunakan media social menjadi alasan yang dominan. Dengan banyaknya teman yang menggunakan suatu media social akan menjadi suatu daya tarik untuk menjaring user baru. Selain itu tampilan menarik juga menjadi salah satu alasan penting lainnya. (Ewaldus Derian Bhawesya)


Daftar Pustaka 

http://www.fanspage-id.com/2012/12/negarajumlahpenggunafacebookterbanyakdidunia.html